
Secara konsepsional, bahwa perencanaan
pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan
keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut
memproses di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta dalam proses
ini adalah :
1.
Tujuan pembangunan
nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan
nasional dalam bidang pendidikan.
2. Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan
dari perencanaan pendidikan.
A.
Prinsip-prinsip
Perencanaan Pendidikan
Ada beberapa prinsip
dalam perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Perencanaan
itu interdisiplinair, karena pendidikan itu sendiri sesungguhnya
interdisiplinair terutama dalam kaitannya dengan pembangunan manusia.
2. Perencanaan
itu fleksibel dalam arti tidak kaku tetapi dinamis serta responsif terhadap
tuntunan masyarakat terhadap pendidikan.
3. Perencanaan
itu objektif rasional dalam arti untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan
subjektif sekelompok masyarakat saja.
4. Perencanaan
itu tidak mulai dari nol tetapi dari apa yang dimiliki, ini berarti segala
potensi yang tersedia merupakan aset yang perlu digunakan secara optimal.
5. Perencanaan
itu wahana untuk menghimpun kekuatan secara terkoordinir untuk digunakan
secermat mungkin untuk kepentingan pembangunan pendidikan.
6. Perencanaan
itu disusun dengan data, perencanaan tanpa data tidak memiliki kekuatan yang
dapat diandalkan.
7. Perencanaan
itu mengendalikan kekuatan sendiri, tidak bersandarkan pada kekuatan orang
lain.
8. Perencanaan
itu komprehensif dan ilmiah dalam arti mencakup keseluruhan aspek pendidikan
dan disusun secara sistematis.
B.
Teknik-Teknik
Perencanaan Pendidikan
Dalam
pembuatan perencanaan diawali dengan teknik perencanaan. Teknik perencanaan
dapat berjalan dengan baik apabila unsur-unsur pendukung terbentuknya dapat
berjalan dengan lancar. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1.
Sebelum melakukan suatu perencanaan harus mengetahui keadaan sekarang dan apa
yang ingin direncanakan.
2.
Merencanakan sesuatu dengan target agar tujuan tercapai atau adanya perubahan.
Teknik-teknik
dalam perencanaan pendidikan bertujuan membantu perencanaan dalam mengambil
keputusan. Teknik yang dipilih dalam uraian ini adalah teknik yang dapat
digunakan oleh para perencana pada semua tingkat perencanaan. Teknik-teknik
tersebut antara lain yaitu:
1.
Diagram
Balok (Bar Chart)
Diagram Balok bisa
disebut juga Diagram Gannt. Diagram Balok memberikan gambaran tentang kegiatan
terperinci dari suatu proyek, waktu memulai sikap kegiatan, dan lamanya
kegiatan tersebut. Dalam suatu proyek biasanya kita menjumpai beberapa kegiatan
yang harus dilakukan secara berurutan, yang berarti suatu kegiatan tidak dapat
dilakukan sebelum kegiatan lain diselesaikan. Itulah sebabnya Diagram Gannt,
garis mengenai jadwal kegiatan diletakkan secara tumpang tindih.
Kelemahan
dari Diagram Balok adalah:
a. Hubungan
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya tidak tergambarkan atau hubungan
kebergantungan tidak ditunjukkan.
b. Tidak
bisa diidentifikasi kegiatan mana yang merupakan kegiatan kritis. Kegiatan
kritis adalah kegiatan yang tidak dapat ditunda, apabila tertunda mengakibatkan
gangguan terhadap penyelesaian keseluruhan proyek.
Menurut Timan dalam Damayati (2013) beberapa hal
yang dipandang sebagai kelemahan dari diagram ini antara lain:
a.
Hubungan
antara satu aktivitas dengan aktivitas lain tidak ditunjukkan.
b.
Kegiatan
kritis (kegiatan yang sedemikian pentingnya sehingga penundaan kegiatan
tersebut akan mengganggu atau menunda keseluruhan proyek) tidak dapat
diidentifikasikan).
c.
Penyempurnaan
(updating) informasi karena adanya
perubahan waktu mulai atau waktu penyelesainnya suatu kegiatan menyebabkan
diagram ini harus diganti seluruhnya.
Meskipun
demikian sampai saat ini Diagram Balok masih banyak digunakan terutama untuk
kegiatan-kegiatan yang tidak kompleks.
2.
Diagram
Milstone
Diagram
Milstone disebut juga diagram struktur perincian kerja yang menggambarkan unsur fungsional suatu proyek
dengan keterkaitannya secara fungsional. Struktur ini dibuat berdasarkan proyek
yang disusun secara hierarkis. Apabila proyek secara keseluruhan dianggap
sebagai sistem, maka proyek itu dipecah menjadi bagian-bagian sistem
(subsistem).
3.
Rencana
Operasi
Menurut
Buku IIB Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V(1983/1984: 28) dalam
merencanakan proyek, harus menjawab dan menganalisa pertanyaan “Apakah yang
harus dilakukan?”; kemudian “Bagaimana hal itu akan dilakukan?” Lalu dua
pertanyaan tersebut diperluas, misalnya seperti berikut:
a. Oleh
siapakah kegiatan itu dilaksanakan?
b. Sumber
apakah (man, money, material) yang
diperlukan?
c. Kapan
dan dalam waktu mana kegiatan itu dilakukan?
d. Di
mana akan dilakukan?
Tiap pertanyaan di atas bisa diuraikan
lebih lanjut secara detail. Pertanyaan-pertanyaan memerlukan jawaban yang
kemudian dinyatakan dalam bentuk keputusan-keputusan. Hasil akhir dari
keputusan tersebut adalah suatu rencana kerja yang sering disebut dengan
Rencana Operasi atau RENOP.
4. PERT dan CPM (Network Planning)
a.
PERT(Program Evaluation and Review Technique)
Menurut Richard dalam Fattah (2013: 63) PERT diartikan
sebagai “teknik manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan proyek-proyek
yang bersifat nonrepetitive atau tak berulang.” Sedangkan menurut Buku IIB Materi Dasar Pendidikan Program Akta
Mengajar V (1983/1984: 31) “PERT merupakan representasi diagramatik yang juga
berguna dalam merencanakan kegiatan sekaligus alat manjemen yang efektif”. Kegunaan PERT ini terletak pada tingkat
ketelitian analisis dari suatu kegiatan,
urutan, serta hubungan logisnya. PERT dapat digunakan hampir dalam segala hal
kegiatan, mulai dari memformulasikan rencana sampai kepada evaluasi dari
implementasi suatu rencana.
C.
Model
Perencanaan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kata model diartikan sebagai contoh, pola acuan ragam, macam, atau barang
tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru. Jadi model perencanaan
pendidikan dapat diartikan sebagai contoh atau acuan yang digunakan dalam penyusunan sebuah perencanaan, lebih
umum membahas rencana dan kebijakan tertinggi dalam instansi pendidikan.
Menurut Suprayogi (2014) model dan metode perencanaan pendidikan tentunya
berbeda dengan model dan metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan
cakupannya lebih luas dan lebih umum menyangkut rencana dan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pengambil kebijakan tertinggi dalam instansi pendidikan.
Sedangkan model perencanaan pengajaran memuat komponen sistem pembelajaran dan
unsur kegiatan yang dilakukan, baik oleh guru maupun siswa dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa macam-macam model perencanaan dalam pendidikan yaitu
seperti berikut:
1.
Model
Perencanaan Komprehensif
Model ini digunakan untuk
menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana
yang lebih spesifik ke arah tujuan-tujuan yang lebih luas.
Model ini berfungsi sebagai patokan
dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik atau khusus ke arah tujuan
yang lebih global dan luas. Metode ini juga dapat digunakan untuk menganalisis
perubahan secara luas dalam suatu sistem pendidikan secara menyeluruh.
2.
Model
Target Setting
Model
ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi atau memperkirakan tingkat
perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal model untuk
analisis demografis dan proyeksi penduduk, model untuk memproyeksikan jumlah
siswa yang terdaftar dalam sekolah, dan model untuk memproyeksikan kebutuhan
tenaga kerja.
3.
Model
Pembiayaan dan Efektivitas Biaya
Model ini digunakan untuk menganalisis
proyek-proyek dalam kriteria efisien dan efektivitas ekonomis. Dengan model ini
dapat diketahui proyek yang paling fisibel dan memberikan suatu perbandingan
yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi alternatif penanggulangan
masalah yang dihadapi. Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada
pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan
dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan diharapkan
dapat memberikan keuntungan tertentu.
Penggunaan model ini dalam pendidikan
didasarkan bahwa pendidikan tidak terlepas dari biaya yang diharapkan membawa
keuntungan atau benefit. Dapat dikatakan model ini sama dengan model untung
rugi.
4.
Model
PPBS
PPBS
(Planning, Programming, Budgetting System), dalam bahasa Indonesia
adalah sistem perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran (SP4). Menurut Fattah (2013: 51) model ini
bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran dipandang
sebagai suatu sistem yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang
efektif.
Untuk memahami
PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan sifat-sifat esensial dari sistem
ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut:
a.
Memerinci
secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak
dicapai.
b.
Mencari
alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai
tujuan.
c.
Menggambarkan
biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung ataupun tidak langsung,
biaya yang telah lewat ataupun yang akan datang, baik biaya yang berupa uang
ataupun biaya yang tidak berupa uang.
d.
Memberikan
gambaran tentang efektifitas setiap alternatif dan bagaimana alternatif itu
mencapai tujuan.
e.
Membandingkan
dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi yang memberikan
efektifitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapain tujuan
(Jujun S., 1980).
Model ini bermakna bahwa perencanaan,
penyusunan program, dan penganggaran dipandang sebagai suatu sistem yang tak
terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif
untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Menurut Kast dan Rosenwzweig (1979) PPBS merupakan suatu pendekatan yang
sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program-program
untuk dicapai, menemukan besarnya biaya dan alternatif, dan menggunakan proses
penganggaran yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang.
Harry J. Hartley (1968) mengemukakan
bahwa PPBS merupakan proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi program
budget sebagai komponen utamanya.
Ciri-ciri SP4 (sistem perencaan
penyusunan program dan penganggaran) menurut Timan (2004) adalah sebagai
berikut:
a. SP4
dimulai dari penetapan tujuan nasional. Jadi perencanaan dengan SP4 bersifat
dari atas ke bawah (top down).
b. Menghubungkan
tujuan umum dengan program yang bersifat khusus.
c. Menghubungkan
program dengan sumber-sumber yang diperlukan.
Tujuan
penggunaan SP4 (sistem perencaan penyusunan program dan penganggaran) menurut
Timan (2004) adalah sebagai berikut:
a.
Membuat agar
perencanaan jangka panjang merupakan kegiatan rutin.
b.
Memungkinkan rencana
dan program dapat ditinjau kembali setiap saat untuk dapat diadakan revisi.
c. Mengadakan klasifikasi kegiatan organisasi dalam bentuk program dan hasil yang diharapkan dan bukan lagi berdasarkan jumlah jabatan atau yang hal-hal lain.
d.
Meningkatkan koordinasi
antar berbagai program yang dirancang untuk mencapai tujuan.
e.
Mendorong perencanaan
terpadu antar Departemen/ bagian.
f.
Memungkinkan pengukuran
kemajuan suatu program sesuai dengan pertahapannya.
Dapat disimpulkan
bahwa:
a. PPBS
merupakan pendekatan yang sistematik, sehingga untuk menerapkan PPBS diperlukan
pemahaman tentang konsepdan teori sistem.
b. PPBS
merupakan suatu proses perencanaan komprehensif, sehingga untuk menerapkannya
hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi
yang dihadapkan pada masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan
pada masalah yang rumit dan komprehensif.
2 komentar:
izin save kak
Maaf kak saya mau bertanya,apa yang dimaksud perencanaan interdisiplinair?
Posting Komentar